Asosiasi akuntansi Amerika
mendefinisikan auditing sebagai berikut :
Audit adalah sebuah proses sistemeatis
untuk secara obyektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai pernyataan
perihal tindakan dan transaksi bernilai ekonomi, untuk memastikan tingkat kesesuaian
antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
mengkomunikasikan hasil-hasilnya pada para pemakai yang berkepentingan
Audit membutuhkan pendekatan
langkah per langkah yang dibentuk dengan perencanaan teliti serta pemilihan dan
pelaksanaan teknik yang tepat dengan hati-hati.
SIFAT AUDIT
Auditing membutuhkan pendekatan
langkah per langkah yang dibentuk dengan perencanaan teliti serta pemilihan dan
pelaksanaan teknik yang tepat dengan hati- hati.
Keterlibatan audit yaitu
mengumpulkan, meninjau, dan mendokumentasikan bukti audit.
Dalam kegiatan auditing paling
tidak mempunyai karakteristik sebagai berikut:
·
Objektif:
independen yaitu tidak tergantung pada jenis atau aktivitas organisasi yang
diaudit
·
Sistematis:
terdiri dari tahap demi tahap proses pemeriksaan
·
Ada
bukti yang memadai: mengumpulkan, mereview, dan mendokumentasikan
kejadian-kejadian
·
Adanya
kriteria: untuk menghubungkan pemeriksaan dan evaluasi bukti–bukti
Sebenarnya konsep dan prinsip
auditing baik di lingkungan manual dan lingkungan sistem informasi yang
berbasis komputer tidak berubah, yang berubah adalah metode dan tekniknya saja.
Standar-Standar
Audit Internal
Berdasarkan institute of internal
auditor (IIA, tujuan dari audit internal adalah untuk mengevaluasi kecukupan
dan evektifitas system pengendalian internal perusahaan, serta menetapkan
keluasan dari pelaksanaan tanggung jawab yang benar-benar dilakukan. Kelima
standar lingkup audit IIA memberikan garis besar atas tanggung jawab auditor
internal:
1.
Melakukan
tinjauan atas keandalan dan integritas informasi oprasional dan keuangan, serta
bagaimana hal tersebut diidentifikasi, diukur, diklasifikasi dan dilaporkan.
2.
Menetapkan
apakah system telah didisain untuk sesuai dengan kebijakan oprasional dan
pelaporan,perencanaan,prosedur,hokum,dan peraturan yang berlaku.
3.
Melakukan
tinjauan mengenai bagaimana asset dijaga, dan memverivikasi keberadaan asset
tersebut.
4.
Mempelajari
sumber daya perusahaan untuk menetapakan seberapa efektif dan efisien mereka
digunakan.
5.
Melakukan
tinjauan atas oprasional dan program perusahaan, untuk menetapkan apakah mereka
dapat memenuhi tujuan-tujuan mereka.
Jenis-jenis
Kegiatan Audit Internal
Terdapat tiga jenis audit yang
biasanya dilakukan,yaitu:
1.
Audit keuangan memeriksa keandalan dan
integritas catatan-caatan akutansi (baik informasi keuangan dan oprasional) dan
menghubungkan dengan standar pertama dari kelima standar lingkup audit
internal. Para auditor biasanya mengaudit diluar computer (audit around the
computer) dan tidak menghiraukan computer dan program-programnya. Mereka hanya
mempelajari catatan dan output dari system tersebut, dan berpikir
2.
Audit sistem informasi melakukan tinjauan atas
pengendalian SIA untuk menilaia kesesuaiannya dengan kebijakan dan prosedur
pengendalian serta efektifitas dalam menjaga asset perusahaan. Lingkupnya
secara kasar berhubungan dengan standar kedua dan ketiga dari IIA. Maka pemrosesan
pastilah andal. Pendekatan yang telah baru, yaitu audit melalui computer, menggunakan
computer untuk memeriksa kecukupan pengendalian system, data dan output.
Sebagian besar teknik audit yang didiskusikan dalam bab ini melibatkan audit
melalui computer.
3.
Audit operasional atau manajemen berkaitan dengan penggunaan
secara ekonomis dan efesien sumber daya, serta pencapaian sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan. Lingkupnya berhubungan dengan standar keempat dan
kelima. Pelaksanaan teknik yang tepat dengan hati-hati. Dalam membuat
rekomendasi, auditor membuat kriteria-kriteria, seperti prinsip-prinsip
manajemen dan pengendalian, yang telah dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya,
sebagai dasar evaluasi.
Tinjauan Menyeluruh
Proses Audit
Seluruh audit menggunakan urutan
kegiatan yang hampir sama, hingga dapat dibagi ke dalam empat langkah yaitu :
1. Merencanakan
audit
Tujuan dari perencanaan audit
adalah untuk menetapkan mengapa, bagaimana, kapan, dan oleh siapa audit akan dilaksanakan.
Berikut langkah-langkah dalam
merencanakan audit :
·
Tetapkan
lingkup dan tujuan
·
organisir
tim audit
·
Kembangkan
pengetahuan mengenai operasional bisnis
·
Tinjauan
hasil audit sebelumnya
·
Identifikasi
faktor-faktor risiko
·
Siapkan
program audit
2. Mengumpulkan
bukti audit
Metode-metode yang paling umum
digunakan untuk mengumpulakn bukti audit adalah sbb:
·
Pengamatan
atas kegiatan-kegiatan operasional
·
Tinjauan
dokumentasi
·
Berdiskusi
dengan para pegawai
·
Kuesioner
·
Pemeriksaan
fisik aset
·
Konfirmasi
melalui pihak ketiga
·
Melakukan
ulang prosedur
·
Pembuktian
dengan dokumen sumber
·
Review
analitis
·
Pengambilan
sampel audit
3. Mengevaluasi
bukti audit
Berikut adalah hal-hal yang harus
dievaluasi dalam bukti audit:
·
nilai
kualitas pengendalian internal
·
nilai
keandalan informasi
·
nilai
kinerja operasional
·
pertimbangkan
kebutuhan atas bukti tambahan
·
pertimbangkan
faktor2 risiko
·
pertimbangkan
faktor materialitas
·
dokumentasikan
penemuan2 audit
4. Mengkomunikasikan
hasil audit
Dalam mengkomunikasikan laporan
audit tertulis maupun lisan langkah yang harus dilakukan adalah:
·
memformulasikan
kesimpulan audit
·
membuat
rekomendasi bagi pihak manajemen
·
mempersiapkan
laporan audit
·
menyajikan
hasil2 audit ke pihak manajemen
Sebuah audit harus direncanakan
sedemikian rupa agar sebagian besar kegiatan audit berfokus pada area-area yang
memiliki faktor-faktor risiko tertinggi. Ada tiga jenis resiko dalam melakukan
audit, yaitu:
1.
Risiko inheren adalah toleransi atas risiko
yang material dengan mempertimbangkan ketidakberadaan pengendalian
2.
Risiko pengendalian adalah risiko yang timbul dari
kesalahan penyajian yang material dan berdampak hingga ke struktur pengendalian
internal serta ke laporan keuangan
3.
Risiko pendeteksian adalah risiko yang timbul akibat
tidak dapat terdeteksinya sebuah kesalahan atau kesalahan penyajian oleh
auditor dan prosedur audit yang dibuatnya.
Pendekatan Audit
Berdasarkan Risiko (The Risk-Based Audit Approach)
Pendekatan empat tahap berikut
ini untuk evaluasi pengendalian internal, disebut pula sebagai pendekatan audit
berdasarkan resiko, dan memberikan kerangka logika untuk melaksanakan audit:
1.
Tentukan
ancaman-ancaman yang dihadapi SIA.
2.
Identifikasi
prosedur pengendalian yang diimplementasikan untuk meminimalkan setiap ancaman
dengan mencegah atau mendeteksi kesalahan dan ketidak beraturan.
3.
Evaluasi
prosedur pengendalian.
4.
Evaluasi
kelemahan (kesalahan dan ketidak-beraturan yang tidak terungkap oleh prosedur
pengendalian).
AUDIT SISTEM INFORMASI
Tujuan audit SIA adalah untuk
meninjau dan mengevaluasi pengendalian internal yang melindungi sistem
tersebut. Ketika melaksanakan audit sistem informasi, para auditor harus
memastikan tujuan-tujuan berikut ini dipenuhi :
1.
Perlengkapan
keamanan melindungi perlengkapan komputer, program, komunikasi, dan data
dari akses yang tidak sah, modifikasi, atau penghancuran.
2.
Pengembangan dan perolehan
program dilaksanakan sesuai dengan otorisasi khusus dan umum dari pihak
manajemen.
3.
Modifikasi program
dilaksanakan dengan otorisasi dan persetujuan pihak manajemen.
4.
Pemrosesan transaksi, file, laporan, dan
catatan komputer lainnya telah akurat dan lengkap.
5.
Data sumber yang tidak akurat atau yang tidak
memiliki otorisasi yang tepat diidentifikasi dan ditangani sesuai dengan
kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.
6.
File data
komputer telah akurat, lengkap, dan dijaga kerahasiaannya.
Tujuan
1: Keamanan
keseluruhan
Kerangka untuk audit keamanan
komputer :
a.
Jenis
kesalahan dan penipuan keamanan yang dihadapi oleh perusahaan
b.
Prosedur
pengendalian untuk meminimalkan kesalahan dan penipuan keamanan
c.
Prosedur
audit tinjauan sistem
d.
Prosedur
audit pengujian pengendalian
e.
Pengendaian
pengimbang
Tujuan 2: Pengembangan dan perolehan program
Dua hal yang dapat salah dalam
pengembangan program :
(1) Kesalahan yang
tidak diengaja karena adanya kealahpahaman atas spesifikasi sistem atau kecerobohan pemrograman
(2) Perintah tidak
sah yang dengan sengaja dimasukkan ke dalam program.
Untuk menguji pengendalian
pengembangan sistem, para auditor harus mewawancarai para manager dan pemakai
sistem, memeriksa persetujuan pengembangan, dan meninjau notulen rapat tim
pengembangan sistem.
Tujuan
3: Modifikasi
program
Ketika sebuah perubahan program
diserahkan untuk persetujuan, sebuah daftar hal-hal yang akan diperbarui harus
disusun dan kemudian disetujui oleh pihak manajemen dan pemakai program. Semua
perubahan program harus diuji secara keseluruhan dan didokumentasikan. Selama
proses perubahan, versi pengembangan program harus tetap dipisahkan dari versi
produksi program. Setelah program yang dirubah telah mendapatkan persetujuan
ahir, perubahan tersebut diimplementasikan dengan cara mengganti very produksi
dengan versi pengembangan.
Terdapat dua teknik tambahan
untuk mendeteksi perubhan yang tidak sah, yaitu : teknik pemrosean ulang dan
teknik simulasi parallel.
Tujuan
4: Pemrosesan
Komputer
Dalam pemrosesan komputer, sistem
dapat saja gagal mendeteksi input yang salah, memperbaiki kesalahan input
secara tidak tepat, memprose input yang salah, atau menyebarkan atau mengunkap
output secara tidak benar.
Memproses Data Uji
Sumber-sumber berikut ini dapat membantu untuk mempersiapkan
data uji :
·
Daftar
transaksi yang sebenarnya
·
Transaksi
uji yang digunakan program untuk menguji program tersebut
·
Program
pembuat data uji, yang secara otomatis mempersiapkan data uji berdasarkan spec
program.
Beberapa software yang dapat dipakai untuk membentu analisis
ini adalah : automated flowcharting program, automated decision table program,
scanning routine, mapping program, dan program tracing.
Tujuan
5: Data sumber
Data sumber yang tidak akurat
atau yang tidak mampunyai otorisasi yang tepat diidentifikasikan dan ditangani
sesuai dengan kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.
Tujuan
6: File Data
Tujuan keenam meliputi akurasi,
integritas, dan keamanan data yang disimpan dalam file yang dapat dibaca oleh
mesin. Resiko penyimpanan data mencakup modifikasi tidak sah, penghancuran,
atau pengungkapan data.
SOFTWARE
KOMPUTER
Beberapa program komputer, yang
disebut computer audit software (CAS) atau generalized audit software (GAS),
telah dibuat secara khusus untuk auditor. CAS adalah program komputer yang,
berdasarkan spesifikasi dari auditor, menghasilkan program yang melaksanakan
fungsi-fungsi audit.
Fungsi Umum Software Audit
Komputer
a.
Pemformatan
ulang
Membaca data dalam format dan
struktur data yang berbeda, serta mengubahnya ke format dan struktur yang umum
b.
Manipulasi
file
Menyortir berbagai catatan ke dalam
susunan yang berurutan; menyatukan berbagai file yang diatur berdasarkan
perintah penyortiran yang sama
c.
Perhitungan
Melaksanakan keempat aritmetika
dasar; menambah, mengurangi, mengalikan, dan membagi
d.
Pemilihan
data
Meninjau file data untuk menarik
berbagai catatan yang memenuhi kriteria tertentu
e.
Analisis
data
Memeriksa catatan untuk melihat
kesalahan atau nilai yang hilang; mebandingkan berbagai field dalam
catatan-catatan yang saling berhubungan untuk melihat jika ada inkonsisten
f.
Pemrosesan
file
Memberikan kemampuan pemograman
untuk pembuatan, pembaruan, dan download file ke PC
g.
Statistik
Membagi catatan file berdasarkan
penilaian suatu barang; memilih sampel statistik; menganalisis hasil sampling
secara statistik
h.
Pembuatan
laporan
Memformat dan mencetak laporan
serta dokumen
AUDIT
OPERASIONAL ATAS SUATU SIA
Berbagai teknik dan prosedur yang
digunakan dalam audit operasional hampir sama dengan yang diterapkan dalam
audit sistem informasi dan keuangan.
Perbedaan utamanya adalah bahwa
lingkup audit sistem informasi dibatasi pada pengendalian internal, sementara
lingkup audit keuangan dibatasi pada output sistem.
Sebaliknya, lingkup audit
operasional lebih luas, melintasi seluruh aspek manajemen sistem informasi.
Tujuan audit operasional mencakup faktor- faktor seperti: efektivitas,
efisiensi, dan pencapaian tujuan.
Langkah pertama dalam audit
operasional adalah perencanaa audit, yaitu masa pembuatan lingkup dan tujuan
audit, tinjauan awal atas sistem dilakukan, dan program audit sementara
dipersiapkan.
Pengumpulan bukti mencakup
kegiatan-kegiatan berikut ini:
·
Meninjau
kebijakan dokumentasi operasional
·
Melakukan
konfirmasi atas prosedur dengan pihak manajemen serta personil operasional
·
Prosedur
pengumpulan bukti, cont.
·
Mengamati
fungsi-fungsi dan kegiatan operasional
·
Memeriksa
rencana dan laporan keuangan serta operasional
·
Menguji
akurasi informasi operasional
·
Menguji
pengendalian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar