Sabtu, 09 Mei 2015

Mau nambah pengetahuan lagi? Yuk kunjungi  www.kelompok3sim.16mb.com dijamin banyak pengetahuan yang akan kamu dapat :))))

Jumat, 08 Mei 2015

Cara registrasi atau membuat akun Instagram dengan Facebook


  1. Buka aplikasi Instagram
  2. Sentuh tombol Register with Facebook (gambar 1)
  3. Login Facebook (gambar 2)
  4. Sentuh tombol Ok (gambar 3)
  5. Isi data (Username, Password, Name [boleh kosong], Phone [boleh kosong], Photo [boleh kosong]) (gambar 4)
  6. Jika selesai sentuh tanda centang
  7. Sentuh Next (arah panah)
  8. Sentuh Next (arah panah) atau Not now
  9. Sentuh Yes, skip
  10. Sentuh Done
  11. Selesai (gambar 5)

Cara registrasi atau membuat akun Instagram dengan Email:
  1. Buka aplikasi Instagram
  2. Sentuh tombol Register with Email (gambar 1)
  3. Isi data (Email, Username, Password, Name [boleh kosong], Phone [boleh kosong], Photo [boleh kosong]) (gambar 6)
  4. Jika selesai sentuh tanda centang
  5. Sentuh Yes
  6. Sentuh Next (arah panah) atau Not now
  7. Sentuh Yes, skip
  8. Sentuh Next (arah panah) atau Not now
  9. Sentuh Yes, skip
  10. Sentuh Done
  11. Selesai (gambar 5)

Selamat menikmati aplikasi jejaring sosial Instagram.
Yuk Follow Instagram aku yaa @rezsaradani

Kamis, 07 Mei 2015

Tips Merawat Ponsel Touch Screen

1. Menggunakan layar sentuh atau screen protector

2. Menjauhkan ponsel laayr sentuh dari benda bermagnet seperti radio, TV, tape, speaker dll.

3. Menghindarkan ponsel dari paparan sinar matahari secara langsung. Karena ini berakibat pada menurunnya kualitas kristal pada layar ponsel

4. Membersihkan layar ponsel layar sentuh mesti dilakukan dengan kain yang lembut atau tissue

5. Hati-hati saat menekan, menulis atau menggunakan layar sentuh, jangan menekan terlalu kuat dan jangan menggunakan kuku anda untuk urusan yang satu ini, karena bisa merusak anti gores yang telah anda pasang pada LCD anda.

6. Menggunakan tas, atau dompet kecil sebagai tempan meletakkan ponsel, jangan meletakkannya dalam saku celana karena bisa terjepit dan rusak.

7. Menggunakan kesing asli. Kalau anda selama ini menggunakan kesing palsu sebaiknya lepaskan kesing itu, dan gantikan dengan baru. Menggunakan kesing palsu hanya akan menambah resiko kerusakan lcd ponsel anda.

8. Jangan beri kepada anak-anak. Anak-anak akan melempar atau akan membanting ponsel LCD anda, karena mereka tidak tahu apa itu ponsel, atau apa itu ponsel laayr sentuh :hihi:. Beda dengan ponsel lama seperti 3315 NOKIA, ini bisa dibanting atau lempar tidak apa-apa, karena memang dibuat dengan bentuk yang kuat.

Demikianlah beberapa tips merawat ponsel/HP layar sentuh/Touch Screen agar tetap awet dan prima serta tidak cepat rusak. Kalau anda tidak mengindahkan cara perawatan HP layar sentuh, maka akan sia-sia anda membeli ponsel ini dengan harga mahal, karena hanya dalam waktu sementara ponsel ini akan menunjukkan retak, atau lecet atau kerusakan lainnya.

Pengembangan Sistem Informasi Dalam Perusahaan



Hal penting yang dilakukan dalam pengelolaan sumberdaya informasi adalah bagaimana mengembangkan sistem informasi. Pengembangan sistem informasi adalah menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Penggantian atau perbaikan ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
1.       Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul pada sistem yang lama atau pada sistem yang lama timbul ketidakberesan dan pertumbuhan organisasi. Ketidakberesan sistem lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan sehingga kebenaran data kurang terjamin. Sedangkan pertumbuhan organisasi adalah kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data yang semakin meningkat, dan adanya perubahan prinsip baru sebagai akibat sistem lama yang tidak dapat memenuhi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.
2.       Untuk meraih kesempatan-kesempatan. Dalam persaingan pasar yang semakin ketat, kecepatan informasi sangat menentukan keberhasilan strategi dan rencana yang disusun untuk meraih kesempatan dan peluang pasar sehingga teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
3.       Adanya instruksi dari pimpinan atau dari luar organisasi, misalnya dari pemerintah.
Terdapat berbagai pendekatan yang dapat dipergunakan dalam proses pengembangan sistem informasi antara lain :
1.       System Development Life Cycle (SDLC), yaitu pengembangan suatu sistem dimulai dari proses pembuatan rencana kerja yang akan dilakukan, analisis terhadap rencana sistem yang akan dibuat, mendesain sistem dan mengimplementasikan sistem yang telah dibuat dan melakukan evaluasi terhadap jalannya sistem yang dibuat.
2.       Prototyping, sistem dikembangkan lebih sempurna karena adanya hubungan kerjasama yang erat antara analis dengan end user. Kelemahan teknik ini adalah tidak mudah untuk melaksanakan pada sistem yang relatif besar.
3.       Rapid Application Development, adalah pendekatan pengembangan dengan mengikutsertakan user dalam proses desain sehingga mudah untuk melakukan implementasi. Kelemahan dalam pendekatan ini adalah sistem mungkin terlalu sulit dibuat dalam waktu yang tidak terlalu lama yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kualitas sistem yang dihasilkan menjadi rendah.
4.       Object Oriented Analysis and Development, yaitu mengintegrasikan data dan pemrosesan selama dalam proses desain sistem yang akan menghasilkan sistem yang kualitasnya lebih baik dan mudah di modifikasi.
Selain itu menurut Satzinger, 2007 dalam Hendradhy menambahkan bahwa pada saat ini pengembangan sistem dapat dikatagorikan ke dalam 2 (dua) pendekatan pengembangan yaitu pengembangan secara terstruktur dan pengembangan secara object oriented.
Dalam pengembangan sistem tersebut perlu diperhatikan bagaimana dan apa yang dibutuhkan dalam mendesain sistem, yaitu bagaimana mendefinisikan event, usecase, dan event table sebelum memulai pengembangan sistem yang akan di pilih, lalu bagaimana menentukan things sebagai dasar dari pengembangan sistem, baru kemudian memilih pendekatan pengembangan sistem mana yang akan digunakan. Alur logika pengembangan sistem tersebut digambarkan sebagai berikut :








Gambar 2. Model Pendekatan Pengembangan Sistem
PENGEMBANGAN SISTEM PT. ZEPHYR INDONESIA
Dalam suatu pengembangan system, tidak jarang pula ada beberapa perusahaan yang mengalami kesulitan untuk mengembangkan system. Salah satunya adalah perusahaan PT.Zephyr Indonesia, yang bergerak pada bidang Printing, CNC dan Die cut.
Hambatan tersebut tidak hanya terdapat pada 1 faktor saja, melaiknkan ada 4 faktor, yaitu:
1. Faktor SDM atau Sumber Daya Manusia, adalah salah satu factor penghambat pengembangan system yang berhubungan dengan manusia atau tenaga kerja.
Mengapa dikatakan menghambat, karena tidak semua tenaga kerja mengerti dan bisa diajak bekerja sama untuk mengmbangkan system tersebut, walaupun bisa maka perlu pelatihan terlebih dahulu untuk mengenalkan system tersebut kepada personal.
Karena inilah maka diperlukan tenaga  tenaga ahli atau minimal  mengerti  tentang system yang akan dikembangkan.
Sedangkan pada PT. Zephyr Indonesia, Sumber daya manusianya rata rata merupakan lulusan SMA yang memang belum mengerti tentang apa itu system. Karena itu pengembangan system pada perusahaan ini bisa dibilang cukup sulit, dan mungkin butuh waktu yang cukup lama untuk mengimplementasikan system tersebut.
2. Teknologi, adalah factor kedua yang dapat menghambat pengembangan system walaupun factor ini juga dapat digunakan untuk mengembangkan system.
Mengapa menjadi factor penghambat? Karena jika suatu system yang akan digunakan memerlukan spesifikasi PC yang cukup tinggi untuk menjalankannya, sedangkan spesifikasi yang terdapat pada perusahaan itu masih tipe lama maka perusahaan tersebut harus upgrade untuk bisa menjalankan system tersebut, yang nantinya akan saling berkaitan dengan factor cost.
Pada PT. Zephyr Indonesia sendiri factor teknologi sendiri merupakan factor yang sangat menentukan, karena rata-rata PC di perusahaan ini masih menggunakan spek lama.
Sehingga jika akan menggunakan system yang memerlukan spek tinggi harus meng-upgrade PC pada perusahaan tersebut.
                3.     Faktor COST, inilah factor yang paling menentukan dalam pengembangan sebuah system.
Jangan tanya mengapa, kita semua tahu jika sebuah perusahaan memiliki cost yang berlimpah maka hamper dipastikan perusahaan tersebut dapat dengan mudah untuk mengembangkan system.
Factor cost dikatakan menghambat jika, suatu perusahaan yang ingin mengembangkan system terbentur masalah biaya akan harga dari pengembangan system tersebut yang mahal.
Pada PT. Zephyr Indonesia, factor tersebut merupakan factor penghambat terbesar dalam pengembangan system karena perusahaan ini memiliki cost yang terbatas.
 4.     Infrastruktur, merupakan factor terakhir dalam hambatan pengembangan system.
Perusahaan yang ingin mengembangakan sistemnya harus memiliki infrastruktur yang menunjang, agar dapat digunakan dengan optimal.
Pada PT. Zephyr Indonesia  Sudah cukup memiliki infrastruktur yang memadai untuk pengambangan sebuah system, hanya butuh sedikit pembenahan lagi.

Resume SIA Audit Sistem Informasi Berbasis Komputer


Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut :
Audit adalah sebuah proses sistemeatis untuk secara obyektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai pernyataan perihal tindakan dan transaksi bernilai ekonomi, untuk memastikan tingkat  kesesuaian  antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta mengkomunikasikan hasil-hasilnya pada para pemakai yang berkepentingan
Audit membutuhkan pendekatan langkah per langkah yang dibentuk dengan perencanaan teliti serta pemilihan dan pelaksanaan teknik yang tepat dengan hati-hati.

SIFAT AUDIT
Auditing membutuhkan pendekatan langkah per langkah yang dibentuk dengan perencanaan teliti serta pemilihan dan pelaksanaan teknik yang tepat dengan hati- hati.
Keterlibatan audit yaitu mengumpulkan, meninjau, dan mendokumentasikan bukti audit.
Dalam kegiatan auditing paling tidak mempunyai karakteristik sebagai berikut:
·                Objektif: independen yaitu tidak tergantung pada jenis atau aktivitas organisasi yang diaudit
·                Sistematis: terdiri dari tahap demi tahap proses pemeriksaan
·                Ada bukti yang memadai: mengumpulkan, mereview, dan mendokumentasikan kejadian-kejadian
·                Adanya kriteria: untuk menghubungkan pemeriksaan dan evaluasi bukti–bukti
Sebenarnya konsep dan prinsip auditing baik di lingkungan manual dan lingkungan sistem informasi yang berbasis komputer tidak berubah, yang berubah adalah metode dan tekniknya saja.

Standar-Standar Audit Internal
Berdasarkan institute of internal auditor (IIA, tujuan dari audit internal adalah untuk mengevaluasi kecukupan dan evektifitas system pengendalian internal perusahaan, serta menetapkan keluasan dari pelaksanaan tanggung jawab yang benar-benar dilakukan. Kelima standar lingkup audit IIA memberikan garis besar atas tanggung jawab auditor internal:
1.         Melakukan tinjauan atas keandalan dan integritas informasi oprasional dan keuangan, serta bagaimana hal tersebut diidentifikasi, diukur, diklasifikasi dan dilaporkan.
2.         Menetapkan apakah system telah didisain untuk sesuai dengan kebijakan oprasional dan pelaporan,perencanaan,prosedur,hokum,dan peraturan yang berlaku.
3.         Melakukan tinjauan mengenai bagaimana asset dijaga, dan memverivikasi keberadaan asset tersebut.
4.         Mempelajari sumber daya perusahaan untuk menetapakan seberapa efektif dan efisien mereka digunakan.
5.         Melakukan tinjauan atas oprasional dan program perusahaan, untuk menetapkan apakah mereka dapat memenuhi tujuan-tujuan mereka.

Jenis-jenis Kegiatan Audit Internal
Terdapat tiga jenis audit yang biasanya dilakukan,yaitu:
1.         Audit keuangan memeriksa keandalan dan integritas catatan-caatan akutansi (baik informasi keuangan dan oprasional) dan menghubungkan dengan standar pertama dari kelima standar lingkup audit internal. Para auditor biasanya mengaudit diluar computer (audit around the computer) dan tidak menghiraukan computer dan program-programnya. Mereka hanya mempelajari catatan dan output dari system tersebut, dan berpikir
2.         Audit sistem informasi melakukan tinjauan atas pengendalian SIA untuk menilaia kesesuaiannya dengan kebijakan dan prosedur pengendalian serta efektifitas dalam menjaga asset perusahaan. Lingkupnya secara kasar berhubungan dengan standar kedua dan ketiga dari IIA. Maka pemrosesan pastilah andal. Pendekatan yang telah baru, yaitu audit melalui computer, menggunakan computer untuk memeriksa kecukupan pengendalian system, data dan output. Sebagian besar teknik audit yang didiskusikan dalam bab ini melibatkan audit melalui computer.
3.         Audit operasional atau manajemen berkaitan dengan penggunaan secara ekonomis dan efesien sumber daya, serta pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Lingkupnya berhubungan dengan standar keempat dan kelima. Pelaksanaan teknik yang tepat dengan hati-hati. Dalam membuat rekomendasi, auditor membuat kriteria-kriteria, seperti prinsip-prinsip manajemen dan pengendalian, yang telah dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya, sebagai dasar evaluasi.




Tinjauan Menyeluruh Proses Audit
Seluruh audit menggunakan urutan kegiatan yang hampir sama, hingga dapat dibagi ke dalam empat langkah yaitu :

1.      Merencanakan audit 
Tujuan dari perencanaan audit adalah untuk menetapkan mengapa, bagaimana, kapan, dan oleh   siapa audit akan dilaksanakan.
Berikut langkah-langkah dalam merencanakan audit :
·         Tetapkan lingkup dan tujuan
·         organisir tim audit
·         Kembangkan pengetahuan mengenai operasional bisnis
·         Tinjauan hasil audit sebelumnya
·         Identifikasi faktor-faktor risiko
·         Siapkan program audit
                                  
2.      Mengumpulkan bukti audit
Metode-metode yang paling umum digunakan untuk mengumpulakn bukti audit adalah sbb:
·         Pengamatan atas kegiatan-kegiatan operasional
·         Tinjauan dokumentasi
·         Berdiskusi dengan para pegawai
·         Kuesioner
·         Pemeriksaan fisik aset
·         Konfirmasi melalui pihak ketiga
·         Melakukan ulang prosedur
·         Pembuktian dengan dokumen sumber
·         Review analitis
·         Pengambilan sampel audit

3.      Mengevaluasi bukti audit
Berikut adalah hal-hal yang harus dievaluasi dalam bukti audit:
·         nilai kualitas pengendalian internal
·         nilai keandalan informasi
·         nilai kinerja operasional
·         pertimbangkan kebutuhan atas bukti tambahan
·         pertimbangkan faktor2 risiko
·         pertimbangkan faktor materialitas
·         dokumentasikan penemuan2 audit

4.      Mengkomunikasikan hasil audit
Dalam mengkomunikasikan laporan audit tertulis maupun lisan langkah yang harus dilakukan adalah:
·         memformulasikan kesimpulan audit
·         membuat rekomendasi bagi pihak manajemen
·         mempersiapkan laporan audit
·         menyajikan hasil2 audit ke pihak manajemen
Sebuah audit harus direncanakan sedemikian rupa agar sebagian besar kegiatan audit berfokus pada area-area yang memiliki faktor-faktor risiko tertinggi. Ada tiga jenis resiko dalam melakukan audit, yaitu:
1.                  Risiko inheren adalah toleransi atas risiko yang material dengan mempertimbangkan ketidakberadaan pengendalian
2.                  Risiko pengendalian adalah risiko yang timbul dari kesalahan penyajian yang material dan berdampak hingga ke struktur pengendalian internal serta ke laporan keuangan
3.                  Risiko pendeteksian adalah risiko yang timbul akibat tidak dapat terdeteksinya sebuah kesalahan atau kesalahan penyajian oleh auditor dan prosedur audit yang dibuatnya.

Pendekatan Audit Berdasarkan Risiko (The Risk-Based Audit Approach)
Pendekatan empat tahap berikut ini untuk evaluasi pengendalian internal, disebut pula sebagai pendekatan audit berdasarkan resiko, dan memberikan kerangka logika untuk melaksanakan audit:
1.      Tentukan ancaman-ancaman yang dihadapi SIA.
2.      Identifikasi prosedur pengendalian yang diimplementasikan untuk meminimalkan setiap ancaman dengan mencegah atau mendeteksi kesalahan dan ketidak beraturan.
3.      Evaluasi prosedur pengendalian.
4.      Evaluasi kelemahan (kesalahan dan ketidak-beraturan yang tidak terungkap oleh prosedur pengendalian).

AUDIT SISTEM INFORMASI
Tujuan audit SIA adalah untuk meninjau dan mengevaluasi pengendalian internal yang melindungi sistem tersebut. Ketika melaksanakan audit sistem informasi, para auditor harus memastikan tujuan-tujuan berikut ini dipenuhi :
1.            Perlengkapan keamanan melindungi perlengkapan komputer,  program, komunikasi, dan data dari akses yang tidak sah, modifikasi, atau penghancuran.
2.            Pengembangan dan perolehan program dilaksanakan sesuai dengan otorisasi khusus dan umum dari pihak manajemen.
3.            Modifikasi program dilaksanakan dengan otorisasi dan persetujuan pihak manajemen.
4.            Pemrosesan transaksi, file, laporan, dan catatan komputer lainnya telah akurat dan lengkap.
5.            Data sumber yang tidak akurat atau yang tidak memiliki otorisasi yang tepat diidentifikasi dan ditangani sesuai dengan kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.
6.            File data komputer telah akurat, lengkap, dan dijaga kerahasiaannya.
Tujuan 1: Keamanan keseluruhan
Kerangka untuk audit keamanan komputer :
a.       Jenis kesalahan dan penipuan keamanan yang dihadapi oleh perusahaan
b.      Prosedur pengendalian untuk meminimalkan kesalahan dan penipuan keamanan
c.       Prosedur audit tinjauan sistem
d.      Prosedur audit pengujian pengendalian
e.       Pengendaian pengimbang
Tujuan 2: Pengembangan dan perolehan program
Dua hal yang dapat salah dalam pengembangan program :
(1) Kesalahan yang tidak diengaja karena adanya kealahpahaman atas spesifikasi sistem atau  kecerobohan pemrograman
(2) Perintah tidak sah yang dengan sengaja dimasukkan ke dalam program.
Untuk menguji pengendalian pengembangan sistem, para auditor harus mewawancarai para manager dan pemakai sistem, memeriksa persetujuan pengembangan, dan meninjau notulen rapat tim pengembangan sistem.

Tujuan 3: Modifikasi program
Ketika sebuah perubahan program diserahkan untuk persetujuan, sebuah daftar hal-hal yang akan diperbarui harus disusun dan kemudian disetujui oleh pihak manajemen dan pemakai program. Semua perubahan program harus diuji secara keseluruhan dan didokumentasikan. Selama proses perubahan, versi pengembangan program harus tetap dipisahkan dari versi produksi program. Setelah program yang dirubah telah mendapatkan persetujuan ahir, perubahan tersebut diimplementasikan dengan cara mengganti very produksi dengan versi pengembangan.
Terdapat dua teknik tambahan untuk mendeteksi perubhan yang tidak sah, yaitu : teknik pemrosean ulang dan teknik simulasi parallel.

Tujuan 4: Pemrosesan Komputer
Dalam pemrosesan komputer, sistem dapat saja gagal mendeteksi input yang salah, memperbaiki kesalahan input secara tidak tepat, memprose input yang salah, atau menyebarkan atau mengunkap output secara tidak benar.
Memproses Data Uji
Sumber-sumber berikut ini dapat membantu untuk mempersiapkan data uji :
·                Daftar transaksi yang sebenarnya
·                Transaksi uji yang digunakan program untuk menguji program tersebut
·                Program pembuat data uji, yang secara otomatis mempersiapkan data uji berdasarkan spec program.
Beberapa software yang dapat dipakai untuk membentu analisis ini adalah : automated flowcharting program, automated decision table program, scanning routine, mapping program, dan program tracing.
Tujuan 5: Data sumber
Data sumber yang tidak akurat atau yang tidak mampunyai otorisasi yang tepat diidentifikasikan dan ditangani sesuai dengan kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.

Tujuan 6: File Data
Tujuan keenam meliputi akurasi, integritas, dan keamanan data yang disimpan dalam file yang dapat dibaca oleh mesin. Resiko penyimpanan data mencakup modifikasi tidak sah, penghancuran, atau pengungkapan data.  


SOFTWARE KOMPUTER
Beberapa program komputer, yang disebut computer audit software (CAS) atau generalized audit software (GAS), telah dibuat secara khusus untuk auditor. CAS adalah program komputer yang, berdasarkan spesifikasi dari auditor, menghasilkan program yang melaksanakan fungsi-fungsi audit.
Fungsi Umum Software Audit Komputer
a.       Pemformatan ulang
Membaca data dalam format dan struktur data yang berbeda, serta mengubahnya ke format dan struktur yang umum
b.      Manipulasi file
Menyortir berbagai catatan ke dalam susunan yang berurutan; menyatukan berbagai file yang diatur berdasarkan perintah penyortiran yang sama
c.       Perhitungan
Melaksanakan keempat aritmetika dasar; menambah, mengurangi, mengalikan, dan membagi
d.      Pemilihan data
Meninjau file data untuk menarik berbagai catatan yang memenuhi kriteria tertentu
e.       Analisis data
Memeriksa catatan untuk melihat kesalahan atau nilai yang hilang; mebandingkan berbagai field dalam catatan-catatan yang saling berhubungan untuk melihat jika ada inkonsisten
f.       Pemrosesan file
Memberikan kemampuan pemograman untuk pembuatan, pembaruan, dan download file ke PC
g.       Statistik
Membagi catatan file berdasarkan penilaian suatu barang; memilih sampel statistik; menganalisis hasil sampling secara statistik
h.      Pembuatan laporan
Memformat dan mencetak laporan serta dokumen

AUDIT OPERASIONAL ATAS SUATU SIA
Berbagai teknik dan prosedur yang digunakan dalam audit operasional hampir sama dengan yang diterapkan dalam audit sistem informasi dan keuangan.
Perbedaan utamanya adalah bahwa lingkup audit sistem informasi dibatasi pada pengendalian internal, sementara lingkup audit keuangan dibatasi pada output sistem.
Sebaliknya, lingkup audit operasional lebih luas, melintasi seluruh aspek manajemen sistem informasi. Tujuan audit operasional mencakup faktor- faktor seperti: efektivitas, efisiensi, dan pencapaian tujuan.

Langkah pertama dalam audit operasional adalah perencanaa audit, yaitu masa pembuatan lingkup dan tujuan audit, tinjauan awal atas sistem dilakukan, dan program audit sementara dipersiapkan.
Pengumpulan bukti mencakup kegiatan-kegiatan berikut ini:

·         Meninjau kebijakan dokumentasi operasional
·         Melakukan konfirmasi atas prosedur dengan pihak manajemen serta personil operasional
·         Prosedur pengumpulan bukti, cont.
·         Mengamati fungsi-fungsi dan kegiatan operasional
·         Memeriksa rencana dan laporan keuangan serta operasional
·         Menguji akurasi informasi operasional
·         Menguji pengendalian